Kehidupan Manusia dengan Penderitaan Pengaruh dan Sebab-sebab


Pengertian Penderitaan

Penderitaan atau rasa sakit dalam arti luas, dapat menjadi pengalaman ketidaknyamanan dan kebencian terkait dengan persepsi bahaya atau ancaman bahaya di suatu individu. Penderitaan adalah elemen dasar yang membentuk valensi negatif dari fenomena afektif. Kebalikan dari penderitaan adalah kesenangan atau kebahagiaan.

Penderitaan ini bisa dikategorikan sebagai fisik atau mental, tetapi lebih sering dikateorikan sebagai rasa sakit mental. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai tingkat intensitas, dari yang ringan sampai yang tak tertahankan. Sikap terhadap penderitaan dapat bervariasi secara luas, pada penderita atau non penderita, menurut berapa banyak hal ini dianggap dapat dihindari atau tidak dapat dihindari, berguna atau tidak berguna, pantas atau tidak layak.

Penderitaan terjadi dalam setiap kehidupan makhluk dalam banyak cara, sering kali secara dramatis. Akibatnya, banyak bidang kegiatan manusia yang berkaitan dengan beberapa aspek dari penderitaan. Aspek-aspek tersebut dapat meliputi sifat penderitaan, proses, asal-usul dan penyebab, arti dan makna, berkaitan dengan pribadi, sosial, dan budaya perilaku, obat, manajemen, dan penggunaaan.


Contoh dan Sebab Penderitaan

Dalam agama Budha diajarkan empat kebenaran mulia yang menjelaskan tentang penderitaan. Berbagai bentuk penderitaan yang ada di dunia ini dapat dirangkum ke dalam tiga bagian utama atau kategori, yaitu:
  • Penderitaan Biasa (Dukkha-Dukkha), misalnya sakit flu, sakit perut, sakit gigi, dan sebagainya.
  • Penderitaan karena Perubahan (Viparinama-Dukkha), misalnya berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapai apa yang diinginkan, sedih, ratap tangis, putus asa, dan sebagainya.
  • Penderitaan karena memiliki Badan Jasmani (Sankhara-Dukkha), yaitu penderitaan karena kita lahir sebagai manusia, sehingga bisa mengalami sakit flu, sakit gigi, sedih, kecewa, dan sebagainya.
Ketiga macam penderitaan di atas tentu tidak muncul begitu saja, tetapi karena ada sebab yang mendahului, BUKAN asal mula. Karena disebut dengan SEBAB, maka hal itu tidak dapat diketahui awal dan akhirnya. Sebab penderitaan itu adalah karena manusia diliputi Keserakahan, Kebencian dan Kegelapan Batin, sehingga mengakibatkan kelahiran yang berulang-ulang dari masa ke masa dari satu alam ke alam berikutnya.

Manusia banyak yang tidak menyadari bahwa ada kebebasan dari semua bentuk penderitaan yang dapat dicapai ketika masih hidup. Mereka kebanyakan melekat pada kesenangan-kesenangan nafsu indra, menghancurkan kehidupan makhluk lain, menganut pandangan salah yang menyesatkan banyak orang dan menjanjikan kebahagiaan semu dan sementara, hidupnya tidak diarahkan dengan baik, tidak membuka diri untuk belajar lebih dalam tentang kebenaran universal, menjadi orang dungu yang hanya tahu tetapi tidak mempraktikkan apa yang ia ketahui, menjadi orang bodoh yang tidak mampu membedakan kebaikan dan kejahatan. Inilah sebab penderitaan yang menyelimuti kebanyakan umat manusia, yaitu Nafsu yang tiada henti (Tanha), dan kegelapan batin (Avijja) yang menjadi sebab kelahiran berulang-ulang bagi dirinya.


Pengertian Siksaan


PBB dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang Penyikasaan yang di tandatangani 4 Febuari 1985 Mendefinisikan


"Siksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang luar biasa, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari orang itu atau orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu perbuatanyang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh orang itu atau orang ketiga, atau mengancam atau memaksa orang itu atau orang ketiga, atau untuk suatu alasan apa pun yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan persetujuan atau sepengetahuan seorang pejabat publik atau orang lain yang bertindak di dalam kapasitas publik. Hal itu tidak meliputi rasa sakit atau penderitaan yang semata-mata timbul dari, melekat pada atau diakibatkan oleh suatu sanksi hukum yang berlaku."


Jenis-jenis Siksaan yang Bersifat Psikis

siksaan yang berujung padang penderitaan akibat semua siksaan yang di terima oleh seseorang,siksaan ternyata bisa berakibat pada keadaan psikis orang yang mengalami nya,berikut ini saya akan menyebutkan beberapa siksaan yang ternyata jika di lakukan dapat merubah psikis si orang yang mengalaminya.

a. Kebimbangan
Kebimbangan pasti akan dialami ketika seseorang dihadapkan oleh dua pilihan yang penting yang ia tidak dapat menentukan pilihan yang mana yang akan diambil. Bagi orang yang lemah berfikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangannya dapat diatasi.

b. Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang bisa diartikan seperti sendiri,tidak mempunyai teman atau sahabat,tidak ada suara dsb. Atau diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami seseorang berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Ini yang perlu dianalisa pertama kali. Kesepian ini tidak perlu dicampuradukkan dengan keadaan sepi. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “tikus kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.

c. Ketakutan
Rasa takut slalu menjadi perasaan yang menyiksa bathin si penderita nya.selama seseorang tersebut
merasa ketakutan ,orang tersebut merasa sangat menderita dan berfikir akan melakuakn apapun agar ia bisa lepas dari rasa takutnya. Menurut saya rasa takut jika di biarkan maka lama kelamaan akan berujung pada kekalutan mental, bahkan bisa menjadi gangguan kejiwaan atau gila.


Pengertian Fobia

Fobia adalah salah satu gangguan kecemasan yang didefinisikan rasa takut yang belebihan dan terus-menerus terhadap suatu objek atau situasi. Orang yang terkena fobia berusaha keras menghindari suatu situasi atau objek yang ditakutinya sampai ke tingkat bahaya yang lebih besar daripada aslinya. Jika penderita dihadapkan kepada situasi atau objek yang tak dapat dihindarkan, penderita akan mengalami ketakutan yang sangat luar biasa, biasanya sampai pingsan.

Fobia dapat dikategorikan menjadi fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia. Tipe dari fobia spesifik meliputi fobia pada hewan, siklus alam, darah atau luka, dan situasi spesifik lainnya. Fobia spesifik umumnya adalah takut pada laba-laba, ular, dan ketinggian. Biasanya mereka disebabkan olah pengalaman buruk terhadap objek atau situasi. Fobia sosial adalah ketakutan pandangan orang lain terhadap penderita. Agorafobia adalah ketakutan ketika suatu situasi dianggap tidak bisa dihindari.


Penyebab Seseorang Ketakutan

  • Ketakutan Bawaan
Banyak penelitian menemukan bahwa beberapa ketakutan (ketinggian, hewan) lebih sering terjadi daripada ketakutan lainnya (air, awan, bunga). Fenomena ini disebut juga sebagai kesiagaan. Karena manusia purba takut akan situasi berbahaya yang mengancam keberlangsungan hidup dan keturunannya. Kesiagaan menjadi teori dari efek genetik yang menyebabkan seleksi alam.

  • Ketakutan yang dipelajari
Ketakutan dapat didpelajari dari pengalaman atau melihat insiden yang menakutkan. Contohnya jika anak kecil jatuh ke sumur dan kesulitan keluar, dia mungkin akan menjadi takut terhadap sumur, ketinggian (akrofobia), ruang sempit (klaustrofobia), atau air (aquafobia). Ketakutan juga dapat terjadi karena cedera pada bagian di otak (amigdala), ini menyebabkan seseorang bisa menjadi takut akan sesuatu walaupun dia belum pernah mehilat atau merasakan objek atau situasi tersebut.


Pengertian Kekalutan Mental

Kekalutan Mental adalah tekanan mental yang terjadi dalam suatu periode waktu. Kekalutan mental biasa digunakan untuk menggambarkan gejala stress yang intens.

Gejala dan Sebab Seseorang Mengalami Kekalutan Mental

Gejala dari kekalutan mental diantara lain insomnia, halusinasi, perubahan emosi secara cepat, panik yang berlebih, paranoid, PTSD, depresi, hingga keinginan untuk menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.

Sebab dari kekalutan mental diantara lain stress, masalah keuangan, kesulitan rileks dan tidur, kondisi medis kronis, kejadian traumatis, dan sebagainya.


Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan

Menurut pendapat Janice Clack pada tahun 1962, seseorang yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar akan mengalami halusinasi dan delusi dan gangguan mood dalam psikologi yang meliputi beberapa tingkatan atau tahapan dan diantaranya adalah:

  • Tahap Comforting
Terjadi kecemasan ringan yang disertai dengan gejala seperti perasaan berdosa, kesepian dan umumnya akan dikompensasikan stressornya dengan cara coping imajinasi sehingga bisa merasa senang dan terhindar dari ancaman.

  • Tahap Condeming
Timbulnya kecemasan moderate dimana rasa cemas umumnya akan semakin meningkat dan membuat seseorang seperti mendengar sesuatu kemudian merasa takut jika orang lain akan ikut mendengar atau merasakan sehingga akhirnya timbul perilaku menarik diri.

  • Tahap Controling
Timbulnya rasa cemas berat dimana seseorang akan berperang dengan suara yang timbul namun suara tersebut terus saja mengikuti sehingga seseorang akan sulit berhubungan dengan orang lain. Jika suara tersebut menghilang, maka seseorang akan merasa kesepian dan juga sedih.

  • Tahap Conquering
Seseorang akan merasa panik sebab suara atau ide yang datang mengancam jika tidak diikuti yang akhirnya membuat seseorang memiliki sifat merusak atau bisa menimbulkan macam macam skizofrenia perilaku keiinginan bunuh diri.

Tingkatan dalam gangguan jiwa terjadi karena perubahan pada neurotransmitter dan juga reseptor pada sel otak atau neuron serta interaksi dari zat neurokimia dopamin dan serotonin yang bisa berpengaruh pada alam berpikir, perasaan dan juga perilaku dan akhirnya membentuk gejala positif serta negatif dalam gangguan jiwa.


Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal mungkin apa tidak. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa membuat manusia kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut. Karena penderitaan sebagaimana halnya hanya sebagai ujian dari yang Maha Kuasa.

Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya untuk meneruskan kelangsungan hidup. Caranya manusia tersebut harus berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada dan disertai doa kepada Tuhan supaya kita bisa terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Manusia hanya berencana tetapi Tuhan juga yang menentukan. Kelalaian manusia bisa menjadi sumber dari segala penderitaan tersebut. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh orang yang bersangkutan, tetapi juga bisa dialami oleh orang lain. Penderitaan juga bisa terjadi akibat kelalaian orang lain atau penderitaan orang lain.


Penderitaan Media Massa dan Seniman

Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunung berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.

Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musibah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi tertentu.


Pendapat tentang penderitaan yang saat ini di alami oleh Negara Indonesia mengenai wabah COVID-19 apakah mengganggu psikis seseorang, phobia atau mungkin menjadi menambah pikiran dan kekalutan mental?


Pendapat saya bukan hanya Indonesia tetapi hampir setiap negara di seluruh dunia menderita akibat wabah ini. Banyak bisnis dan usaha yang terganggu, kita juga sulit melakukan kontak sosial terhadap teman dan keluarga, harga-harga pangan naik, bahkan juga banyak nilai mata uang yang melemah.


COVID-19 juga bisa menjadi ancaman serius untuk beberapa kejiwaan individu. Sudah banyak individu yang stress dengan kondisi ini. Ini menyebabkan banyak juga muncul penyakit kejiwaan yang ringan sampai bisa membuat seseorang menjadi fobia.


Contohnya salah satu gejala COVID-19 adalah sesak nafas, banyak orang yang akhirnya merasakan sesak nafas padahal tidak menderita asma ataupun COVID-19 ini. Ini merupakan salah satu gangguan kejiwaan ringan (psikosomatik).





Referensi
-https://en.wikipedia.org/wiki/Suffering (diambil 5 April 2020)
-https://en.wikipedia.org/wiki/Four_Noble_Truths (diambil 5 April 2020)
-American Psychiatric Association (2013), Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.), Arlington: American Psychiatric Publishing, pp.
-Öhman, Arne; Mineka, Susan (2001). "Fears, phobias, and preparedness: Toward an evolved module of fear and fear learning". Psychological Review.
-https://www.healthline.com/health/mental-health/nervous-breakdown#causes (diambil 5 April 2020)
-http://sahat1ka43.blogspot.com/2012/07/penderitaan-dan-perjuangan.html (diambil 5 april 2020)
-https://dosenpsikologi.com/tingkatan-dalam-gangguan-jiwa

Komentar